Minggu, 22 November 2009

UIN Jakarta akan Bentuk Lab Asuransi Syariah

Sinergi antara dunia kampus dan industri keuangan syariah kian diperlukan seiring dengan berkembangnya industri tersebut di Indonesia, termasuk industri asuransi syariah. Untuk meningkatkan sinergi dengan industri itu, UIN Syarif Hidayatullah pun kini menjajaki untuk membentuk laboratorium asuransi syariah.


Ketua Program Studi Muamalah UIN Syarif Hidayatullah, Euis Amalia, mengatakan untuk praktik asuransi syariah di UIN sebenarnya sudah memiliki mata kuliah praktikum asuransi syariah, aktuaria dan underwriting, namun untuk laboratorium asuransi syariah belum dibangun secara terpisah. "Laboratorium asuransi syariah sekarang lagi proses, kita sedang merancang softwarenya. Insya Allah tahun ini laboratorium sudah jalan," kata Euis kepada Republika, Jumat (13/11).


Untuk laboratorium dan praktikum asuransi syariah UIN bekerja sama dengan Takaful Indonesia, Bumida Syariah dan Allianz Syariah. Sebagai bentuk sinergi kampus dengan industri, kata Euis, pihaknya juga mengadakan seminar atau workshop dengan mengundang praktisi untuk meningkatkan pengetahuan operasional mahasiswa.



Euis menuturkan hingga saat ini kondisi SDM asuransi syariah yang benar-benar memahami industri tersebut masih minim. Pasalnya dilihat dari sisi agen yang menjadi ujung tombak pemasaran asuransi terkadang hanya berperan sebagai penjual saja. "Agen hanya ditraining selama satu minggu kemudian menjual produk syariah, jadi hanya sekedar menjual saja. Mestinya dilatih juga sebagai perencana keuangan atau konsultan syariah sehingga masyarakat benar-benar memahami tentang asuransi syariah," papar Euis.


Sementara itu di sisi lain, tambah Euis, animo masyarakat terhadap asuransi syariah terlihat kurang. Ia mengungkapkan peminat asuransi syariah di UIN Syarif Hidayatullah pun sangat timpang jika dibanding perbankan syariah. "Dalam tiga tahun terakhir jumlah peminat antara perbankan dan asuransi syariah timpang. Di tahun ini saja untuk perbankan syariah UIN membuka hingga 7 kelas dengan 1800 mahasiswa, sementara asuransi syariah hanya satu kelas dengan siswa sekitar 35 orang," kata Euis.


Padahal, lanjutnya, industri asuransi syariah juga prospektif seperti halnya perbankan syariah. Untuk meningkatkan animo tersebut, ujar Euis, langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan sosialisasi, termasuk melalui media massa.


Sumber: Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar