Oleh: Riza Rizky Pratama
Slogan di atas akhir-akhir ini telah kehilangan maknanya. Gedung biru itu sudah tegak berdiri. Seolah menunjukkan bahwa slogan tersebut adalah dikotomi konkrit bahwa agama Islam hanya dibatasi pada ruang ritual dan ruang ilmu tanpa pernah menyapa ruang amal khususnya ekonomi. Tapi ada hal lain yang terus menggelitik hati sebelum gedung itu berdiri. Sebuah percakapan pembuka antara sahabat saya dengan Pak Rektor via sms. Kurang lebih begini isinya:
A: Pak, mengapa tidak memilih bank syariah sebagai penyedia layanan keuangan mahasiswa tetapi malah memilih Bank Mandiri?
K: Pertama, bank syariah belum murni syariah. Kedua, pelayanannya belum baik. Ketiga, hHal ini sudah merupakan keputusan Dewan Pakar Universitas dan mengikuti ketentuan Depag.