Minggu, 07 Juni 2009

Belajar ke Museum Bank Indonesia

museum_bi

Bagi sebagian orang, jalan-jalan ke museum merupakan tempat yang membosankan dan terkesan kuno. Tapi menurut Lisensi, museum merupakan tempat rekreasi—yang tentu dapat menghilangkan kejenuhan—dan yang terpenting adalah tempat belajar. Tempat yang dipilih untuk rihlah kali ini adalah Museum Bank Indonesia (MBI).


Hari Minggu (7/06), sekitar 12 orang dari pengurus Lisensi berkunjung ke MBI dan belajar mengenai Bank Indonesia khususnya dan perekonomian Indonesia secara makro pada umumnya. Di sana kami belajar mengenai asal mula berdirinya Bank Indonesia, peran Bank Indonesia, teknik dan pengetahuan pengumpulan mata uang (numismatics) dan lain-lain.


Di awal kami memasuki ruang playmotion untuk menangkap koin-koin mata uang yang berterbangan. Setelah itu kami diajak untuk menyaksikan film tentang sejarah Bank Indonesia mulai dari zaman awal kedatangan bangsa Eropa hingga peran BI pada masa sekarang. Ruang terakhir yang dikunjungi adalah ruang numismatik dan ruang sejarah.




Di ruang numismatik kita bisa melihat berbagai jenis mata uang yang pernah ada di Indonesia, mulai dari zaman kerajaan yang ada di Indonesia, zaman penjajahan, hingga sekarang. Mulai dari mata uang yang terbuat dari kulit karung, mata uang Kasha untuk mencari jodoh, hingga koin Rupiah yang senilai dengan Rp 800.000,-


Museum yang terletak di daerah Jakarta Kota ini, pada awalnya merupakan sebuah rumah sakit bernama Binnen-Hospitaal. Banyaknya bangsa Eropa yang berkunjung ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah, dibutuhkan tempat perdagangan hasil bumi. Maka pada tahun 1828, Binnen-Hospitaal berubah menjadi De Javasche Bank, yang merupakan cikal-bakal BI.


Waktu kunjungan kami pada hari itu nampaknya kurang tepat karena gedung dalam tahap konservasi (untuk nantinya diajukan ke UNESCO), sehingga beberapa ruangan tidak dapat dikunjungi seperti ruang diorama dan multimedia. Setelah belajar di Museum Bank Indonesia, Lisensi juga berkesempatan berkunjung ke Kota Tua (OldTown) untuk melihat dan belajar sejarah kota Jakarta.


Kontributor: Ali Reza (Staff Media)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar