Kamis, 07 Oktober 2010

Undangan Kajian Ekonomi Islam Syawal (KEISYA)

lisensi keisyaZoom


bismillahirrahmanirrahim ,


" Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. " (QS. MUHAMMAD : 7 )

“ Sesungguhnya Allah mencintai orang – orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan – akan seperti suatu bangunan yang kokoh. ” ( QS. AS-SAFF : 4 )

Jumat, 11 Juni 2010

Good Service for Character Building

Perusahaan boleh saja mengalokasikan jutaan bahkan miliaran rupiah untuk promosi produk/jasa yang dihasilkan lewat iklan. Tapi, promosi yang paling efektif justru melalui word of mouth alias mulut ke mulut. Hal itu dapat terjadi jika kepuasan pelanggan akan produk yang dihasilkan terpenuhi karena pelanggan yang puas akan menjadi juru bicara produk secara lebih efektif dan meyakinkan (Hermawan Katajaya: 2007). Kepuasan pelanggan mustahil terjadi tanpa servis yang prima sebagai salah satu  variable independen yang mempengaruhi penjualan.


Nah teman-teman, mari kita kupas seluk beluk dari servis ini. Servis seringkali dimaknai sebatas layanan sebelum, selama dan sesudah transaksi. Padahal, servis maknanya sangat luas dan dapat dikembangkan ke berbagai kemasan. Dengan servis, kita dapat memberikan solusi kepada konsumen seiring perkembangan zaman yang dinamis, contoh Nokia 810 Car Phone, salah satu produk handphone terbaru nokia yang melayani kebutuhan komunikasi di dalam mobil.

Isu Global Tentang Kapitalisme

Sebelum mengenal uang kertas manusia terlebih dahulu mengenal barter untuk memenuhi kebutuhannya. Ikan ditukar padi, kerbau ditukar sapi, garam ditukar rotan, dsb. Setelah itu manusia mengenal logam mulia sebagai alat transaksi, logam mulai dalam hal ini adalah emas dan perak. Pada masa Rasulullah, emas dan perak yang digunakan untuk melakukan transaksi. Emas dalam bentuk dinar, dan perak dalam bentuk dirham, dengan rasio 3 dinar sama dengan 7 dirham. Sebenarnya Rasulullah bukan orang pertama yang menggunakan dinar atau dirham. Mata uang dinar sebenarnya adalah mata uang Byzantium atau Romawi, sedangkan mata uang dirham adalah mata uang Persia. Hal ini membuktikan bahwa anggapan yang menyebutkan dinar dan dirham adalah berasal dari Islam adalah salah. Keduanya bukan dari Islam. Hal ini membuktikan bahwa Islam bukan sebuah agama yang mengagungkan simbolitas, namun Islam melihat substansi yang sangat luar biasa yang bisa mendatangkan keadilan dari suatu sistem meskipun sistem tersebut bukan dari Islam.

Selasa, 08 Juni 2010

Tab "Download" Baru di Blog Lisensi

Alhamdulillah, di pengurusan LiSEnSi 2010-2011 berinisiatif untuk mengunggah file-file hasil kajian yang telah kami lakukan pada setiap pekannya. File-file tersebut kami unggah di tab khusus yakni tab "download file", sahabat LiSEnSi bisa mengunduhnya secara gratis dengan mengklik file yang diinginkan. File kajian yang kami unggah rata-rata berekstensi .pdf, silakan sahabat untuk mengunduhnya!


Terima kasih.